Membandingi Kelebihan dan Kekurangan Ketua Timses Jokowi-Ma’ruf dan Prabowo-Sandi
Membandingi Kelebihan dan Kekurangan Ketua Timses Jokowi-Ma’ruf dan Prabowo-Sandi
Dua
kubu pasangan capres dan cawapres ini telah menunjukan ketua tim sukses
masing-masing. Pemilihan ketua tim pemenang mencerminkan isu strategis
dan target yang akan dicapai oleh masing-masing kubu tersebut.
Direktur Eksekutif Vox Pol Center, Pangi Syarwi Chaniago mengungkapkan tentang pemilihan Erick Thohir di kubu Jokowi-Ma’ruf dan Djoko Santoso di kubu Prabowo-Sandi menggambarkan jelas situasi dan fenomena yang sedang mereka butuhkan.
Dari sisi Erick Thohir dia dikenal sebagai pengusaha muda yang sukses yang disiapkan untuk mengimbangi Sandiaga Uno, Serta menutupi sisi lemah Ma’ruf Amin pada segmen pemiluh milenial.
“Beliau tidak perlu diragukan lagi soal penguasaan masalah ekonomi dan penetrasi terhadap pemilih milenial. Eick adalah sosok pemuda yang mudah terkoneksi dengan pemilih milenial, cukup kreatif dan confidence, Ujar Pangi.
Di sisi lain, pemilihan nama Djoko Santoso di kubu Prabowo-Sandi juga menggambarkan dengan jelas akan fokus pada isu strategis bidang keamanan nasional. “Beliau juga mantan Panglima TNI, jenderal tempur lapangan, paham soal strategi dan peta lapangan (mapping),” imbuh Pangi.
Namun demikian, pemilihan dua nama ini masih menyisakan titik lemah. Nama Erick Thohir memang sudah malang-melintang di dunia usaha namun masih terbilang baru dalam urusan politik praktis.
Pangi menilai, politik punya dunia dinamika sendiri yang berbeda secara diametral dengan dunia bisnis, sehingga ini akan menjadi tantangan tersendiri bagi Erick mengelola situasi ini.
Selain itu juga pemilihan terhadap Djoko Santoso mempunyai beban tersendiri terutama di koalisi partai pendukung Prabowo-Sando, Karena ia merupakan Anggota Dewan Pembina Partai Gerindra.
“Partai Gerindra harus meyakini partai koalisinya untuk menjelaskan situasi ini, yang dimana semau jabatan strategis mulai dari capres, cawapres, dan ketua tim pemenangan disapu bersih kader Partai Gerindra,” tambah Pangi.
“Dikhawatirkan Dominasi Gerindra dapat melemahkan loyalitas dan soliditas partai pengusung dalam memenangkan Prabowo-Sandi,” ucap Pangi.
Direktur Eksekutif Vox Pol Center, Pangi Syarwi Chaniago mengungkapkan tentang pemilihan Erick Thohir di kubu Jokowi-Ma’ruf dan Djoko Santoso di kubu Prabowo-Sandi menggambarkan jelas situasi dan fenomena yang sedang mereka butuhkan.
Dari sisi Erick Thohir dia dikenal sebagai pengusaha muda yang sukses yang disiapkan untuk mengimbangi Sandiaga Uno, Serta menutupi sisi lemah Ma’ruf Amin pada segmen pemiluh milenial.
“Beliau tidak perlu diragukan lagi soal penguasaan masalah ekonomi dan penetrasi terhadap pemilih milenial. Eick adalah sosok pemuda yang mudah terkoneksi dengan pemilih milenial, cukup kreatif dan confidence, Ujar Pangi.
Di sisi lain, pemilihan nama Djoko Santoso di kubu Prabowo-Sandi juga menggambarkan dengan jelas akan fokus pada isu strategis bidang keamanan nasional. “Beliau juga mantan Panglima TNI, jenderal tempur lapangan, paham soal strategi dan peta lapangan (mapping),” imbuh Pangi.
Namun demikian, pemilihan dua nama ini masih menyisakan titik lemah. Nama Erick Thohir memang sudah malang-melintang di dunia usaha namun masih terbilang baru dalam urusan politik praktis.
Pangi menilai, politik punya dunia dinamika sendiri yang berbeda secara diametral dengan dunia bisnis, sehingga ini akan menjadi tantangan tersendiri bagi Erick mengelola situasi ini.
Selain itu juga pemilihan terhadap Djoko Santoso mempunyai beban tersendiri terutama di koalisi partai pendukung Prabowo-Sando, Karena ia merupakan Anggota Dewan Pembina Partai Gerindra.
“Partai Gerindra harus meyakini partai koalisinya untuk menjelaskan situasi ini, yang dimana semau jabatan strategis mulai dari capres, cawapres, dan ketua tim pemenangan disapu bersih kader Partai Gerindra,” tambah Pangi.
“Dikhawatirkan Dominasi Gerindra dapat melemahkan loyalitas dan soliditas partai pengusung dalam memenangkan Prabowo-Sandi,” ucap Pangi.
Comments
Post a Comment